Home » , , » Perbedaan Bupuk Organik dengan Pupuk Hayati

Perbedaan Bupuk Organik dengan Pupuk Hayati

Written By Unknown on Minggu, 26 Mei 2013 | 19.23

Saat ini sudah banyak dikenal bermacam-macam pupuk, Pupuk adalah bahan pengubah sifat biologi tanah supaya menjadim lebih baik. Pupuk selain berfungsi menggemburkan tanah juga untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk dalam pengertian khusus mengandung bahan hara (urea) Nitrogen. Kita biasanya membagi pupuk kedalam berbagai jenis diataranya pupuk kandang, Pupuk organik, Pupuk anorganik, pupuk kompos, pupuk cair, Pembenah tanah dll.

Khusus untuk pertanian dan perkebunan pupuk memiliki kadar tersendiri. Jangan salah, walaupun anda memilih pupuk yang memiliki kadar kandungan yang tinggi dan mahal dan jaminan mutu no wahid, tetapi jika anda tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai pupuk (mengetahui teknik yang tepat dalam pemupukan,kontur tanah), panen anda bisa saja mengalami kegagalan.

Namun, pada saat ini banyak petani yang beralih dari pupuk anorganik ke pupuk organik dan nabati, hal ini dikarenakan pupuk organik dan hayati leih ramah lingkungan serta lebih mudah dalam pembuatan dan mendapatkan. Namun ada perbedaan antara pupuk organik dan pupuk hayati, hal ini dikarenakan berpedaan bahan pembuatannya dan fungsi dari pupuk tersebut.
Pupuk organik dan pupuk hayati berbeda, tetapi tidak semua pemakainya mengetahui hal tersebut. Seringkali terjadi: keduanya dianggap sama saja. Pupuk organik sudah lama dikenal para petani, jauh sebelum Revolusi Hijau berlangsung di Indonesia pada 1960-an, sedangkan pupuk hayati sudah akrab di kalangan petani sejak proyek intensifikasi kedelai pada 1980-an.
  1. Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara bagi tanaman.
  2. Pupuk hayati merupakan inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya sumber hara di tanah bagi tanaman.
  3. Pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik (C-organik) yang tinggi. Nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (nilai C-organik rendah).
  4. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak.
  5. Organisme pada pupuk hayati yang memfasilitasi tersedianya hara antara lain cendawan mikoriza arbuskuler dan mikroba pelarut fosfat.

0 komentar:

Posting Komentar

KIA Design Consulting

KIA Design Consulting